Dalam konstruksi dan pengembangan kurikulum terdapat dua prinsip
pengembangan yaitu pengembangan umum dan pengembangan khusus.
a. Prinsip-prinsip umum
Dalam konstruksi maupun pengembangan ada beberapa prinsip umum. Pertama,
prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu
relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar
maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum
hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.
Kurikulum membekali santri agar mampu hidup dan bekerja dalam
masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara
tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini
rnenunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
Prinsip kedua adalah
fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel.
Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di
sini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan
yang berbeda.Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan,
dan latar belakang anak.
Prinsip ketiga adalah
kontinuitas yaitu kesinambungan.Perkembangan dan proses belajar anak
berlangsung secaraber kesinambungan, tidak
terputus-putus atau berhenti. Oleh karenaitu, pengalaman-pengalaman belajar
yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan
antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, jugaantara jenjang pendidikan dengan
pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan
serempak bersama-sama, perlu selalu ada komunikasi
dan kerja sama antara para pengembang kurikulum sekolah
dasar dengan SLTP, SLTA, dan perguruan Tinggi.
Prinsip keempat adalah
praktis, mudah dilaksanakan,menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga
murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya
suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat
khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak
praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu
dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan
waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya
harus ideal tetapi juga praktis.
Prinsip kelima adalah
efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus
murah dan sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas
maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat
dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
Perencanaan di bidang pendidikan juga merupakan bagian
yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di
bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan
pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama
yaitu:tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian.
Interelasi antara keeempat aspek tersebut serta antara aspek-aspek
tersebut dengan kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat
perhatian dalam pengembangan kurikulum.[1]
b. Prinsip-Prinsip khusus
1) Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu
pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan
yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber
pada :
a). Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah.
b).Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan
mereka
c). Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang tertentu
d). Survei tentang man power.
e). Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama
f). Penelitian.
2) Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan memilih
isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan
yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan
beberapa hal, diantaranya:
a) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan
hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum
suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan
pengalaman belajar;
b) Isi bahan pelajaran harus meliputi. segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
c) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan
diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan
penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran
secara lebih mendetail.
3) Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar pemilihan
proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocokuntuk
mengajarkan bahan pelajaran?
b) Apakah metode teknik tersebut memberikan kegiatan yangbervariasi
sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
c) Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
d) Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk
mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor?
e) Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan
guru atau kedua-duanya
f) Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan
baru ?
g) Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar
di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber
yang ada di rumah dan di masyarakat?
h) Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan learning by doing" di samping learning by seeing and knowing.
4) Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaranProses
belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan
media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
a)
Alat/media
pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah
tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
b) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana
pembuatannya siapa yang membuat,pembiayaannya,waktu pembuatan?
c) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam
bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
d) Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e) Hasil yang terbaik diperoleh dengan menggunakan multi media.
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran:
a) Dalam penyusunan alat penilaian (test)
Dalam
merencanakan suatu penilaian.[2]
No comments:
Post a Comment