1)
Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari
Perguruan Tinggi. Pertama, dari
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan
tinggi umum, Kedua, dari pengembangan
ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi
Keguruan (Lembaga Tinggi Pendidikan Tenaga Kependidikan). Bahwa pengetahuan dan
teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses
pembelajaran.
2)
Masyarakat
Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi
tuntutan dan kebutuhan masvarakat di sekitarnya. Masyarakat yang
ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat homogen atau heterogen,
masyarakat kota atau desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya.
Sekolah harus melayani aspirasi-aspirasi yang ada dimasyarakat. Salah satu
kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha.
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan
kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak
untuk hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan
perusahaan yang ada di masyarakat menuntut persiapannya di sekolah.
b. Sistem nilai
Dalam
kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral,
keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga
masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan
nilai-nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut
harus terintegrasikan dalam kurikulum. Masalah utama yang dihadapi
para pengembang kurikulum menghadapi nilai ini adalah, bahwa dalam
masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen
dan multi suku. Masyarakat memiliki
kelompok-kelompok etnis,kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial,
spiritual dan sebagainya yang tiap
kelompok sering memiliki nilai yang berbeda.[1]
[1] Syaodih
Sukmadinata, Pengembangan kurikulum. (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 158-159
No comments:
Post a Comment